Laman

Sabtu, 31 Juli 2010

gadisku


Duhai tanah tempat dirinya berpijak
Topanglah kaki-kakinya
Rindunya telah membebani raganya
Mulutnya tak mungkin mengungkapkan cinta
Hanya jari tangannya lincah menggambarkannya
Menggambarkan rindu
Menggambarkan hatinya yang galau
Menggambarkan cinta yang menyita waktunya
Yang menyita dan menawan fikirannya
Ku takut raganya tak mampu menapak
Hingga dia melupakan ku
Dia berlari dari realita
Realita aku kekasinya
Realita rindunya yang ia kekang
Realita cintanya terpisahkan tanah, laut, dan udara
Malam ditelan bulan dan bintang
Seorang gadis yang cantik yang pernah ada di bumi
Berlari kencang mengejar
Tetapi kaki tak mampu menopang
Dilepaskannya semua ikatan cakranya
Sejenak mengalirlah energi disungai nadi
Meloncat mengejar bak superhero
Ternyata jarak masih terbentang
Ribuan depa kedepan
Dia tak menyerah

Selasa, 27 Juli 2010

cinta

cinta

apa, dimana, kapan, mengapa cinta?
Laman

* Beranda

Blog ini
Di-link Dari Sini
Web
Blog ini




Di-link Dari Sini




Web





Senin, 26 Juli 2010
berduri
Andaikan saya bertemu dengan mawar berduri. Kututup pintu hatiku rapat-rapat. Karena ku tak ingin rasa yang pernah ada datang kembali. Nyeri yang dia buat. Susah tuk kusembuhkan. Di saat ku terbuang sia-sia. Dia hanya tersenyum sinis. Sungguh dia mawar yang sangat sadis.

Duri tajam telah lukai hatiku. Walau Kuakui gerak bibirnya racun terganas, tak henti-hentinya benakku mengatakan. Aku menunggumu menangis. Sambil melihat dia pergi. aku tak ingin melihatmu bahagia. Ketika ia menoleh padaku. ku acungkan jari tengahku sebagai tanda mengawali perang dingin. Tak ada sedikitpun rasa iba dihatiku. Benci dan dendam pun tak dapat lagi kuumbar.
Kutarik napasku dan ku buang pelan-pelan. Namun sisi hatiku berkata. Tak mungkin aku harus perang. Melawan seorang perempuan. Kenapa harus kuakhiri seperti ini. Padahal dulu dia seorang perempuan yang sangat menarik hati.

Senin, 26 Juli 2010

berduri

Andaikan saya bertemu dengan mawar berduri. Kututup pintu hatiku rapat-rapat. Karena ku tak ingin rasa yang pernah ada datang kembali. Nyeri yang dia buat. Susah tuk kusembuhkan. Di saat ku terbuang sia-sia. Dia hanya tersenyum sinis. Sungguh dia mawar yang sangat sadis.

Duri tajam telah lukai hatiku. Walau Kuakui gerak bibirnya racun terganas, tak henti-hentinya benakku mengatakan. Aku menunggumu menangis. Sambil melihat dia pergi. aku tak ingin melihatmu bahagia. Ketika ia menoleh padaku. ku acungkan jari tengahku sebagai tanda mengawali perang dingin. Tak ada sedikitpun rasa iba dihatiku. Benci dan dendam pun tak dapat lagi kuumbar.

Kutarik napasku dan ku buang pelan-pelan. Namun sisi hatiku berkata. Tak mungkin aku harus perang. Melawan seorang perempuan. Kenapa harus kuakhiri seperti ini. Padahal dulu dia seorang perempuan yang sangat menarik hati.

Tambatan hati


Andaikan saya mempunyai sayap. Hingga sayap-sayap itu tumbuh. Kukan terbang menghampiri tambatan hatiku. Rasa malu, kau tundukan wajahmu. Ketika kualihkan raut wajahnya dan kusentuh. Seakan duniaku berhenti sejenak. Karena bibir manisnya tersenyum. Mata sendu melengkapi lentik bulu mata buatku getarkan hati.

Sejuta rasapun direlung hati telah patahkan sayapku. Gemulai lembut lakumu takkan mampu bertepi di lain hati. Pink kerudungmu menjadi sosok yang mempunyai arti. dimataku kau wanita yang sempurna. Karena jilbab telah menjadi mahkota dalam hidupnya.

Masih terlihat jelas lembut senyummu mewarnai lesung pipinya. Tak henti-hentinya rasa yang terus mengalir di sungai nadi. Merambat di setiap inci tubuhku. Lalu ku sentuh lembut kedua tangannya. hanya satu yang mampu ku ucapkan. engkau yang bisa melengkapiku.

Namun dia hanya membisu. ”Kenapa keberatan”ujarku mengatakan. Lalu dia tesenyum lembut. ”engga justru aku seneng Aa ada di dekatku”. Bibir manis mewarnai duniaku. Dan ku kecup keningnya. sebagai tanda dia adalah belahan jiwaku..