Laman

Senin, 26 Juli 2010

berduri

Andaikan saya bertemu dengan mawar berduri. Kututup pintu hatiku rapat-rapat. Karena ku tak ingin rasa yang pernah ada datang kembali. Nyeri yang dia buat. Susah tuk kusembuhkan. Di saat ku terbuang sia-sia. Dia hanya tersenyum sinis. Sungguh dia mawar yang sangat sadis.

Duri tajam telah lukai hatiku. Walau Kuakui gerak bibirnya racun terganas, tak henti-hentinya benakku mengatakan. Aku menunggumu menangis. Sambil melihat dia pergi. aku tak ingin melihatmu bahagia. Ketika ia menoleh padaku. ku acungkan jari tengahku sebagai tanda mengawali perang dingin. Tak ada sedikitpun rasa iba dihatiku. Benci dan dendam pun tak dapat lagi kuumbar.

Kutarik napasku dan ku buang pelan-pelan. Namun sisi hatiku berkata. Tak mungkin aku harus perang. Melawan seorang perempuan. Kenapa harus kuakhiri seperti ini. Padahal dulu dia seorang perempuan yang sangat menarik hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar